Minggu, 12 Juni 2011

KEBUDAYAAN BATAK

    BUDAYA BATAK 



         

Batak merupakan salah satu suku/adat yang ada di Indonesia.Tano Batak (Tanah Batak) meliputi daerah seluas kurang lebih 50.000 km2, berpusat di Tao Toba (Danau Toba). Terbentang dari wilayah pegunungan Bukit Barisan di sisi sebelah barat Propinsi Sumatera Utara hingga pantai pesisir di sebelah timur. Sebagian besar Tano Batak merupakan daerah dataran tinggi yang mengelilingi Danau Toba berilkim sejuk sepanjang tahun , yaitu daerah Batak Karo, Batak Pakpak dan Batak Simalungun di sebelah utara danau serta daerah Batak Toba, Batak Angkola dan Batak Mandailing di bagian selatan. Pembagian daerah ini berdasarkan persebaran masing-masing sub suku Batak yang menempati wilayah Tano Batak. Hingga saat ini pembagian daerah pemukiman masyarakat batak tersebut diatas juga digunakan sebagai dasar pembagian daerah administratif yaitu setingkat kabupaten.

Masyarakat yang menamakan dirinya Bangso Batak ini meliputi sekitar +6 juta populasi (sensus tahun 2000, hmmm sudah lama juga ya tidak ada sensus lagi), terdiri dari 6 sub suku Batak yaitu Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Toba, Batak Angkola dan Batak Mandailing. Kumpulan masyarakat ini disatukan oleh kesamaan dalam hal bahasa, adat istiadat dan juga kepercayaan bahwa mereka berasal dari satu nenek moyang yang sama yaitu si Raja Batak.

Masyarakat Batak merupakan masyarakat perantau yang diwarisi dengan sifat pekerja keras, berani, jujur dan pantang menyerah. Keinginan untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik selalu ditanamkan kepada generasi muda sehingga demi mencapai impian, seorang pemuda atau pemudi batak harus bersedia meninggalkan kampung halaman tercinta untuk merantau ke negeri/daerah orang yang jauh. Akan tetapi kerinduan akan kampung halaman masih akan selalu melekat di hati. Tak heran saat ini banyak orang Batak yang berhasil dan sukses tersebar di seluruh penjuru dunia.


1.       SEJARAH BATAK

Asal usul kata “BATAK” diciptakan oleh seorang misionaris Jerman yang datang ke tanah batak sekitar tahun 1860-an. Kata Batak awalnya untuk menyebut kelompok etnik yang berada di pegunungan dengan nama bata. Tapi nama yang diberikan penduduk pesisir ini berkonotasi negatif bahkan cenderung menghina untuk menyebut penduduk pegunungan itu sebagai kurang beradab, liar, dan tinggal di hutan.

Kata Batak yang semula nama ejekan negatif penduduk pesisir kepada penduduk pedalaman, kemudian menjadi nama kawasan geografis penduduk dataran tinggi Sumatera Utara yang heterogen dan memiliki nama-namanya sendiri pada awal abad 20, bergeser menjadi nama etnik dan sebagai nama identitas yang terus mengalami perubahan.



2.     KOMPONEN BUDAYA BATAK

Setiap suku/budaya pastinya memiliki beberapa komponen budaya yang menjadikan adanya ciri khas masing-masing.Sama halnya dengan suku batak juga memiliki beberapa komponen budaya,antara lain :                                             

A.      BAHASA

Dari pembagian suku batak yang terdiri dari 4,yaitu:batak karo,batak toba,batak pakpak,batak simalungun.Tentu saja dalam penggunaan intonasi bahasa ataupun jenis bahasa akan berbeda,sesuai dengan bahasa asli adat masing-masing.


B.      KARYA SENI

                        
                                                            
Orang Batak dikenal dengan sebagai masyarakat pecinta seni dan musik. Hampir semua sub suku memiliki jenis kesenian yang unik dan berbeda dari sub suku lainnya. Kesenian orang Batak Toba sendiri cukup beragam mulai dari tarian, alat musik dan jenis-jenis nyanian.

Tor-tor atau tari-menari merupakan salah satu kebudayaan Batak yang tertua. Dahulu kala seni tari-menari duhubungkan dengan kepercayaan animisme yang dapat mendatangkan kuasa-kuasa magis. Acara tari-menari diadakan untuk memohon kemenangan, kesehatan, dan kehidupan sejahtera kepada dewa-dewa. Acara tari-menari juga diadakan bilamana ada orang yang lahir, akil balig dan diterima sebagai anggota suku, pada saat menikah, dan pada waktu sudah mati. Namun sekarang tarian tersebut tidak lagi bersifat animisme, tetapi lebih dimaksudkan untuk mempererat hubungan kekerabatan dalam Dalihan Na Tolu.Dan masih ada lagi yaitu:  ulos dan gondang.



C.      SISTEM TEKNOLOGI

Masyarakat Batak telah mengenal dan mempergunakan alat-alat sederhana yang dipergunakan untuk bercocok tanam dalam kehidupannya. Seperti cangkul, bajak (tenggala dalam bahasa Karo), tongkat tunggal (engkol dalam bahasa Karo), sabit (sabi-sabi) atau ani-ani. Masyarakat Batak juga memiliki senjata tradisional yaitu, piso surit (sejenis belati), piso gajah dompak (sebilah keris yang panjang), hujur (sejenis tombak), podang (sejenis pedang panjang). Unsur teknologi lainnya yaitu kain ulos yang merupakan kain tenunan yang mempunyai banyak fungsi dalam kehidupan adat Batak.

Orang Batak juga memiliki kegemaran dan keahlian mengukir sejak lama. Hal ini dapat dilihat dari beberapa contoh bentuk peninggalan perhiasan yang ditemukan oleh para ahli. Material yang diukir adalah kayu dan juga logam. Perhiasan tersebut biasanya digunakan oleh para tetua atau keluarga pemimpin. Peninggalan perhiasan seperti ini juga dapat menunjukkan tingginya kemampuan teknologi yang telah berkembang pada masa itu.


D.      SISTEM MATA PENCAHARIAN / PEREKONOMIAN


Sebagian besar masyarakat Batak bermatapencaharian sebagai petani, peladang, nelayan, pegawai, wiraswasta dan pejabat pemerintahan. Dalam berwiraswasta bidang usaha yang banyak dikelola oleh masyarakat adalah usaha kerajinan tangan seperti usaha penenunan ulos, ukiran kayu, dan ukiran logam. Saat ini sudah cukup banyak juga yang memulai merambah ke bidang usaha jasa.

                                              

E.       SISTEM KEAGAMAAN/KEPERCAYAAN

Dahulu kepercayaan yang dianut oleh masyarakat tradisional Batak Toba adalah kepercayaan terhadap Mulajadi Na Bolon yang dipercayai oleh orang Batak sebagai dewa tertinggi mereka: pencipta 3(tiga) dunia: dunia atas (banua ginjang), dunia tengah (banua tonga) dan dunia bawah (banua toru). Manusia dipercaya hidup di tengah, tidak terpisah dari alam, manusia satu dengan kosmos. Adat memimpin hidup manusia perseorangan, sedangkan masyarakat adalah simbol ketertiban kosmos. Tiga golongan fungsional dalam masyarakat adat Batak yang disebut Dalihan Na Tolu dipercaya sebagai refleksi kerjasama ketiga dunia itu.

Dan sekarang masyarakat batak sebagian besar menganut kepercayaan Kristiani.Kemudian beberapa bagian lagi menganut agama Islam,dan ada juga yang masih menganut aliran kepercayaan parmalim yaitu keyakinan untuk menyembah benda dan tempat – tempat keramat yang dianggap memiliki kekuatan gaib.

                                                              

F.       ORGANISASI SOSIAL

●Perkawinan


                       

Pada tradisi suku Batak seseorang hanya bisa menikah dengan orang Batak yang berbeda klan sehingga jika ada yang menikah dia harus mencari pasangan hidup dari marga lain selain marganya. Apabila yang menikah adalah seseorang yang bukan dari suku Batak maka dia harus diadopsi oleh salah satu marga Batak (berbeda klan). Acara tersebut dilanjutkan dengan prosesi perkawinan yang dilakukan di gereja karena mayoritas penduduk Batak beragama Kristen

●Kekerabatan

                                 
Kelompok kekerabatan suku bangsa Batak berdiam di daerah pedesaan yang disebut Huta atau Kuta menurut istilah Karo. Biasanya satu Huta didiami oleh keluarga dari satu marga.Ada pula kelompok kerabat yang disebut marga taneh yaitu kelompok pariteral keturunan pendiri dari Kuta. Marga tersebut terikat oleh simbol-simbol tertentu misalnya nama marga. Klen kecil tadi merupakan kerabat patrilineal yang masih berdiam dalam satu kawasan. Sebaliknya klen besar yang anggotanya sdah banyak hidup tersebar sehingga tidak saling kenal tetapi mereka dapat mengenali anggotanya melalui nama marga yang selalu disertakan dibelakang nama kecilnya, Stratifikasi sosial orang Batak didasarkan pada empat prinsip yaitu : (a) perbedaan tigkat umur, (b) perbedaan pangkat dan jabatan, (c) perbedaan sifat keaslian dan (d) status kawin.


G.     SISTEM PENGETAHUAN
Pengakuan hubungan darah dan perkawinan memperkuat tali hubungan dalam kehidupan sehari-hari. Saling tolong menolong antara kerabat dalam dunia dagang dan dalam lapangan ditengah kehidupan kota modern umum terlihat dikalangan orang Batak. Keketatan jaringan kekerabatan yang mengelilingi mereka itulah yang memberi mereka keuletan yang luar biasa dalam menjawab berbagai tantangan dalam abad ini.

Masuknya sistem sekolah dan timbulnya kesempatan untuk memperoleh prestise social. Terjadinya jaringan hubungan kekerabatan yang berdasarkan adat dapat berjalan dengan baik. Adat itu sendiri bagi orang Batak adalah suci. Melupakan adat dianggap sangat berbahaya.